
Ciamis,- Dalam rangka mengeliminasi kasus penyakit Tuberkolosis (TB) di wilayah Kabupaten Ciamis, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis bersinergis dengan lintas sektoral guna menghilangkan kasus TB pada tahun 2030.
Serangkaian persiapan tersebut di bahas dalam acara pertemuan penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TB Kabupaten Ciamis Tahun 2021-2024 menuju eliminasi TB 2030 yang bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Selasa, (29.12.2020).
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H.Yoyo. M.MKes maksud dan tujuan dari kegiatan ini yaitu dalam rangka pembentukan forum koordinasi yang bertujuan mendiseminasikan peran kepada seluruh lintas sektor dan lintas program, organisasi profesi kesehatan, perguruan tinggi, organisasi fasyankes, lembaga pembiayaan kesehatan, mitra teknis, mitra donor, LSM atau organisasi sosial kemasyarakatan dan sektor swasta dalam penanggulangan TB di Kabupaten Ciamis menuju eliminasi TB tahun 2030, jelasnya.
“Ya, perlu kita ketahui bersama bahwa kasus TB ini, Negara Indonesia termasuk ke dalam No urut 3 kasus TB di dunia,” ungkapnya.
Sehingga, penanganan kasus TB ini perlu adanya keseriusan dengan bercermin dari kasus pandemi Covid-19 dengan gempuran melibatkan lintas sektroal, tambahnya.
“Setelah di telaah, kasus TBC di Kabupaten Ciamis sendiri sampai saat ini hampir dari setiap RT sudah ada penderita TB,” kata Kadinkes.
Hal itu disebabkan pada kebiasaan warga kita yang kurang disiplin dalam memperhatikan kesehatan pribadi, keluarga dan juga lingkungan, jelasnya.
“Dengan terlibatnya lintas sektoral ini akan mempercepat deteksi dini pengidap TB sehingga pendataan dan penanganannya akan lebih cepat dan terawasi, tambahnya.
Sementara, H. Bayu Yudiawan, dr., MM, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, mengatakan penyebab penyebaran kasus TB ini yaitu dari kebiasaan buruk, baik dari orang yang mengidap TB itu sendiri maupun orang sehat yang cenderung kurang disiplin, katanya.
“Penyakit TB ini terbilang unik, dimana bakteri TB berkerja dengan cara menggerogoti bagaikan rayap dan justru dampak resiko kematian karena TB lebih beresiko dibandingkan dengan Covid-19,” ujarnya.
Hal tersebut berarti justru lebih berbahaya penyakit TB, kalau Covid-19 itu hanya penularanya saja yang sangat luar biasa cepat, jelasnya.
Lanjutnya, ia memaparkan bahwa penanganan kasus TB adalah merupakan tanggung jawab bersama. Dimana itu merupakan amanat dari Pusat dan bahkan menjadi skala prioritas dari berbagai Negara, ungkapnya.
“Sebetulnya, masalah kesehatan itu pasti akan selalu ada baik penyakit lama maupun baru, akan tetapi dari semua kasus tersebut ada beberapa penanganan yang masuk kedalam skala prioritas salah satunya Tuberkolosis (TB),” jelasnya.
Di penghujung acara, ia berharap semoga dengan terbentuknya kolaborasi dan komitmen dari setiap OPD dan bidang lainnya ke depan kita semua bisa mewujudkan eliminasi TB secara masif dan menyeluruh secara tuntas di Tahun 2030 dan sterilisasi pada tahun 2050, tandasnya.