Putus Mata Rantai HIV, Pemkab Ciamis Gelar Tes HIV Ibu Hamil

Para Petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis melakukan pemeriksaan / Test HIV AIDS pada ibu hamil untuk memutus penyebaran Virus AIDS.

Ciamis,- Pandemi Covid-19 yang diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh Jawa Barat, membuat angka kehamilan di Jawa Barat meningkat.

Di Kabupaten Ciamis sendiri tercatat dari periode Januari – September tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 16.543 orang dan yang sudah tahu status HIV-nya sebanyak 11.889 (71.8).

Ditambahkan Kepala Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H. Bayu Yudiawan, MM., memaparkan di periode 2014-2020 Oktober tercatat sebanyak 18 Orang ibu hamil teridentifikasi HIV positif.

Hal tersebut di katakan Kepala Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H. Bayu Yudiawan, MM., saat ditanyai di ruang kerjanya. Jum’at (20.11.20).

“Pentingnya program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS khususnya di kalangan ibu hamil maupun ibu dan remaja putri ini perlu mendapat perhatian khusus,” ujar dr. H. Bayu.

Untuk itu, KPA Provinsi Jawa Barat, salah satunya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis gencar mengadakan kegiatan promosi tes HIV pada kelompok ibu hamil.

Ditambahkan dr. H. Bayu, jumlah sasaran yang ditargetkan yakni sebanyak 21.070 sample, dan yang sudah di tes HIV tercatat sebanyak 11.889 orang, tambahnya.

“Kabupaten Ciamis sendiri sejauh ini terhitung mulai tanggal 18 November sampai dengan 18 Desember 2020 sudah mulai melaksanakan pengecekan HIV pada ibu hamil dan semuanya tidak dikenakan biaya alias gratis.” urainya.

Lebih lanjut, hasil dari laporan data tersebut nantinya akan dimasukan ke Sistem informasi HIV AIDS (SIHA), tambahnya.

Ia berharap, dengan adanya tes HIV pada ibu hamil ini diharapkan dapat memutus mata rantai penularan HIV dan mewujudkan tujuan penanggulangan HIV yang ke-1 (satu) yaitu meniadakan kasus baru HIV.

“Ketika ada yang teridentifikasi HIV positif pada ibu hamil akan segera di terapi Anti Retroviral sehingga dapat mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi,” tandasnya. (diskominfo.cucu/azizal)

Jadi Zona Orange, Pemkab Ciamis Evaluasi Percepatan Penanganan Covid-19

Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya memberikan sambutan pada acara Rapat Kordinasi dengan Satgas Penanganan Satgas Covid 19 terkait Kabupaten Ciamis menjadi zona Orange, di Aula Setda Ciamis.

Ciamis – Cluster Covid-19 di Jawa Barat kembali meningkat, salah satunya di Kabupaten Ciamis yang sebelumnya sudah menunjukan penurunan justru kian hari malah meningkat kembali menjadi zona Orange, hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Ciamis mengevaluasi percepatan penanganan Covid-19 yang di implementasikan melalui rapat koordinasi bersama Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Ciamis di Aula Setda Kab. Ciamis. Selasa (06.10.20).

Dikatakan Bupati Herdiat Sunarya, sebelumnya sejak awal Satgas Covid-19 sudah di bentuk dari mulai tingkat Kabupaten, Kecamatan sampai tingkat Desa. Tiga bulan lalu pandemi covid-19 ini sudah melandai, hampir dikatakan sudah zero bahkan hasil dari setiap swab test di bulan Juli dan Agustus sudah menunjukan negatif.

Awal peningkatan tersebut diperkirakan saat berakhirnya PSBB dan memasuki AKB sehingga hal tersebut memungkinkan perspektif masyarakat menjadi agak bebas dalam beraktifitas saat memasuki AKB, katanya.

Hasil dari pada rapat tersebut disimpulkan langkah yang akan dilakukan yaitu akan lebih di pertegasnya kembali bagi para pelanggar terkait penerapan disiplin protokol kesehatan dari mulai satgas tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, tegas Bupati Herdiat.

Penegasan tersebut bukan mengacu kepada point materi, namun yang diharapkan adalah efek jera, kesadaran, sehingga menghasilkan kedisiplinan untuk sama-sama memutus bahkan mengakhiri penyebaran covid-19 dan tentu keberhasilan itu akan mengembalikan semua sektor kehidupan pulih kembali seperti biasanya, jelasnya.

Lebih lanjut kata Bupati, keberhasilan tersebut tentu memerlukan peranan semua.

“Saya berharap dan meminta bantuan kepada para tokoh agama dalam membantu mensosialisasikan protokol kesehatan,” ujarnya.

Harapan dari pada bantuan para tokoh agama yaitu karena umumnya masyarakat akan lebih patuh kepada para tokoh agama, sehingga di pandang akan lebih efektif kebanding berbeda dengan kami yang mensosialisasikannya karena banyak nya paradigma yang miring, urainya.

Sementara, Wakil Bupati, Ciamis Yana D. Putra menegaskan, terlepas apakah covid-19 itu rekayasa politik, ekonomi atau apapun, inti faktanya covid-19 itu nyata adanya dan itu yang harus kita sampaikan kepada masyarakat karena fakta korban bahkan kematian akibat covid-19 itu juga ada dan terlebih sampai saat ini faksin nya belum ada, ujarnya.

Ya, memang tidak mudah bahkan di media pun banyak sekali nampak masyarakat sudah jenuh dengan pandemi covid-19 ini, bahkan bukan hanya masyarakat kami pun juga sebetulnya jenuh, tuturnya.

“Kita sudah sekitar 7 bulan melakukan kegiatan-kegiatan kaitan penekanan memutus penyebaran covid-19, yang tadinya sudah menurun namun kini justru malah meningkat. Maka mungkin indikator penyebabnya tiada lain karena masih kurangnya kedisiplinan protokol kesehatan, ” imbuhnya.

Bupati Ciamis menuturkan evaluasi akan dilakukan minimal 1 minggu sekali, dan swab test acak akan dilakukan sampai mencapai 6000 sample. Bahkan acara ataupun tempat hiburan yang dapat memicu kerumunan akan di berikan ketegasan, karena pihak Pemkab maupun Polri sendiri tidak pernah memberikan perijinan tersebut, tandasnya.

Hadir dalam acara tersebut, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Wabup Ciamis Yana D. Putra, OPD terkait, tokoh-tokoh agama dan Unsur Forkopimda. (diskominfo.cucu)