Sekda Ciamis, H. Tatang membuka acara Forum Group Discussion (FGD) “Gedor Warga”, secara virtual, Senin, 16/08/21. Hal tersebut sebagai upaya penjaminan pangan asal hewan yang sehat, aman dan halal.

Ciamis,- Sebagai upaya meningkatkan penjaminan pangan asal hewan yang sehat, aman, utuh dan halal, Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Disnakan Ciamis berinovasi membuat program “ Gedor Waruga “ atau Gerakan Ngadorong Warga Hirup Gaya Sehat, yang dibahas dalam Forum Group Discussion (FGD) secara virtual dari ruang ULP Setda Kabupaten Ciamis, Senin, 16/08/21.

Acara FGD ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis H. Tatang, didampingi Kadisnakan Syarief Nurhidayat dan tamu undangan lainnya secara virtual.

Sekda Ciamis H. Tatang menuturkan Gedor Waruga ini merupakan kolaborasi dan strategi yang bersifat komprehensif untuk dapat menyelesaikan permasalahan secara maksimal dengan penjaminan pangan asal hewan, ikan yang akan pemerintah laksanakan, melalui Dinas Peternakan dan Perikanan.

“Ini merupakan kolaborasi bersama semua pihak terkait dalam penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat sehingga dapat terwujud ternak ikan sehat , lingkungan sehat dan masyarakat sehat,” jelasnya.

Dikatakan Sekda, Kabupaten Ciamis dikenal sebagai sentra perunggasan, hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2021, dimana Kabupaten Ciamis menempati urutan kedua tingkat Jawa Barat sekaligus Nasional.

Sedangkan pada produksi daging ayam ras dan populasi ayam ras pedaging, untuk populasi ayam petelur Kabupaten Ciamis menempati urutan keempat tingkat Jawa Barat, jelasnya.

Menurutnya, dari sektor perikanan Kabupaten Ciamis mengalami adanya peningkatan geliat pada produksi perikanan budidaya ikan nila dan ikan lele.

“Sehingga banyak pelaku usaha peternakan dan perikanan yang menjalankan usahanya di wilayah Kabupaten Ciamis,” tuturnya.

Sementara, dijelaskan Kadisnakan Ciamis, Syarief Nurhidayat mengatakan kita harus bisa meningkatkan kualitas pangan asal hewan sehingga kita senantiasa memenuhi persyaratan lolos hasil laboratorium positif residu antibiotik pada sampel telur ayam, daging ayam, dimana memiliki potensi timbulnya kasus AMR (antimocrobial resistance).

AMR telah dianggap sama dengan bahaya serangan teroris, pandemi Influenza, pemanasan global, gunung meletus dan bencana alam (banjir), tegasnya.

“Jika tidak ada upaya pengendalian, tahun 2050 diperkirakan AMR menjadi pembunuh no. 1 di dunia, dengan angka kematian mencapai 10 juta jiwa/tahun,” terangnya.

Di akhir acara, Sekda berharap dengan adanya FGD ini mampu melahirkan beberapa masukan, solusi serta tambahan referensi terkait pelaksanaan strategi “Gedor Waruga” yang akan pemerintah laksanakan.

“ Semoga FGD ini dapat mendukung pada tujuan akhir bersama yaitu dalam rangka penjaminan pangan asal hewan, ikan yang aman dan sehat bagi masyarakat,” tutupnya.

Diskominfo Ciamis
Jurnalis Cucu dan Wahyu