Kabupaten Ciamis,- Tergabung bersama 5 kabupaten/kota di wilayah Jawa Barat, Kabupaten Ciamis menjadi tuan rumah pada kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah IGTKI Provinsi Jawa Barat.

Bertempat di Gedung Islamic Centre Ciamis pada Rabu, 31 Januari 2024. Workshop ini dihadiri oleh 800 peserta dari Guru TK se-Priangan Timur, meliputi Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran.

Dengan tema utama “Menuju Sekolah Masa Depan, Merdeka Belajar dan Membangun Fondasi Anak di Era Digital,” para peserta diajak untuk menjelajahi strategi dan metode terkini dalam mendidik anak-anak pada era digital yang terus berkembang.

Workshop ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi antara guru-guru TK di wilayah tersebut. Melalui serangkaian sesi, para peserta dibekali dengan wawasan dan keterampilan baru yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan anak usia dini.

Pengurus Wilayah IGTKI Provinsi Jawa Barat dan Ciamis sebagai tuan rumah menggarisbawahi pentingnya membangun fondasi yang kuat bagi generasi masa depan. Dengan merdeka belajar, guru TK diharapkan mampu membimbing anak-anak dengan lebih kreatif dan adaptif, sejalan dengan perkembangan teknologi.

Kegiatan ini menjadi momentum bagi para pendidik untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital. Dengan demikian, mereka dapat menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter dan membawa pendidikan anak-anak menuju sekolah masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Bunda Paud Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat, dalam sambutannya menuturkan bahwa pendidikan anak usia dini memiliki peran penting dalam hal mendasar terkait pembentukan karakter anak, seperti kedisiplinan, kejujuran, etos kerja dan spiritual. Selain pasa ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, kecerdasan daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.

“Dalam konteks pendidikan anak usia dini merdeka belajar itu adalah merdeka bermain, karena bermain adalah belajar. Miskonsepsi yang sering kita lihat adalah bahwa pendidikan untuk anak usia dini terlihat hanya untuk membaca, menulis dan berhitung”, katanya.

Ya, padahal hal ini berbeda sebenarnya dengan ilmu pendidian anak usia dini. Harus lebih menguatkan aspek yang lebih integratif dan lebih melakukan bermain. Imbuhnya

Sebab hal tersebut, Hj. Kania mengajak kepada semuanya untuk bersatu bergandengan tangan menyatukan potensi untuk melakukan perubahan.

Menurutnya, perubahan akan dapat terjadi ketika adanya peluang dan tantangan, “saat ini kemampuan yang harus kita miliki adalah kemampuan berpikir kritis dan kemampuan membaca peluang untuk pengembangan ke masa depan. Kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berkolaborasi harua kita tingkatkan.” Ajaknya

Terakhir, Hj. Kania mengatakan di era modern saat ini, semuanya sudah memanfaatkan teknologi digital untuk itu guru dan orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan memberikan pahaman tentang pemanfaatan teknologi positif bagi tumbuh kembang anak, agar membentuk pondasi yang kuat bagi masa depannya. Bebernya

“Untuk itu dari sisi guru diharapkan dapat melakukan strategu pembelajaran yang aktif, eksploratif, interaksi positif dan menyenangkan sehingga pondasi kemampuan anak bisa terbentuk secara maksimal.” Pungkasnya