Salah seorang pelajar SMP sedang mengikuti vaksinasi di sekolahnya, Sabtu, 28/08/2021. Hal tersebut merupakan upaya percepatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Ciamis.
Ciamis,- Dalam rangka percepatan vaksinasi covid-19 di Jawa Barat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menggelar Gebyar Vaksinasi Merdeka Covid-19, Divisi Percepatan Vaksinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 & Pemulihan Ekonomi Daerah menerbitkan surat no. 009/PB.02.02.03-Div.Vaksinasi.
Kegiatan yang merupakan rangkaian HUT RI ke 76 dan HUT Jabar ke 76 ini menargetkan sasaran sebanyak 600.000 orang dapat mengikuti vaksinasi covid-19.
Menindak lanjuti surat tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis menggelar Gebyar Vaksinasi Covid-19 pada tanggal 28 Agustus 2021 di beberapa lokasi yaitu 8 sekolah, 6 desa dan beberapa puskesmas dengan sasaran siswa siswi SMP/SMA sederajat, ibu hamil, ODGJ/disabilitas, masyarakat umum dan pelayan publik. Ditargetkan sebanyak 12.035 orang mengikuti kegiatan ini.
Dalam kunjungannya Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra ke beberapa lokasi gebyar vaksinasi hari ini berpesan agar warga Kabupaten Ciamis tidak ragu-ragu dan tidak takut untuk mengikuti vaksinasi covid-19.
“Semua jenis vaksin yang digunakan sudah melalui uji klinis dan dipastikan aman & halal,” ujarnya.
“Vaksinasi merupakan suatu ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan terhadap suatu penyakit,” tambahnya.
“Dengan vaksinasi serentak kita bisa segera mewujudkan kekebalan kelompok sehingga bisa saling melindungi satu sama lain,” imbuhnya.
Yana juga berpesan agar setelah mengikuti kegiatan vaksinasi, tetap mematuhi protokol kesehatan untuk memaksimalkan perlindungan dari penularan covid-19.
Kepala Bidang Kesmas Dinkes Ciamis, dr. Eni Rochaeni menjadi narasumber pada kegiatan Sosialisasi Tatalaksana Isolasi Mandiri dan Gernas secara Virtual, Senin, 15/03/2021.
Ciamis,- Tingginya angka penyebaran Covid-19 di lingkup perkantoran, Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Kesehatan menggelar Sosialisasi Tatalaksana Isolasi Mandiri pada Pasien Covid-19 dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) secara virtual yang diikuti oleh seluruh SKPD se-Kabupaten Ciamis, Senin, (15.03.21).
Hal ini dikupas tuntas oleh dr. Eni Rochaeni, Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis sebagai narasumber pada acara tersebut.
“Sosialisasi kali ini sengaja mengundang seluruh SKPD, mengingat banyaknya kasus Cluster Covid-19 di perkantoran,” kata dr. Eni.
Saat ini tercatat total kasus terkonfirmasi covid-19 sebanyak 2.913 kasus, akan tetapi Alhamdulillah terdapat kenaikan tingkat kesembuhan mencapai 2.501.
Sementara yang terkonfirmasi positif aktif total sebanyak 295, dengan rincian sebanyak 242 melaksanakan isolasi mandiri dan 53 orang di rawat sedangkan ntuk yang meninggal dunia tercatat sebanyak 117 orang, urainya.
Dikatakannya, sosialisasi ini juga berkaitan dengan program-program dari bidang kesehatan unggulan yang perlu adanya kerjasama dengan SKPD di lingkup Kabupaten Ciamis, katanya.
“Kaitan dengan peran SKPD selaku pelayan publik atau abdi masyarakat, harus terus mensosialisasikan GERMAS dan merubah stigma buruk di masyarakat kepada warga yang terpapar covid-19 agar tidak dikucilkan karena bukan aib,” terangnya.
Diterangkan lebih lanjut, dr. Eni kaitan dengan sikap atau tindakan yang harus dilakukan pekerja di SKPD apabila adanya rekan kerja yang terpapar covid-19 disarankan tidak perlu panik akan tetapi terpenting adalah menjaga prokes dan menjalankan isolasi mandiri, paparnya.
“Ini penting, karena ini adalah upaya dan harapan kita semua tentang bagaimana kita dapat berkerja dengan aman, nyaman dan tenang,” imbuh dr. Eni.
Sementara yang wajib dilakukan oleh orang yang telah terpapar adalah cukup menjalankan isolasi mandiri dengan membatasi mobilitas gerak (istirahat di rumah) selama 10 hari dan tanpa dilakukan pemerikaaan kembali bila memang tanpa gejala (OTG).
Sedangkan bagi yang bergejala ringan seperti hanya batuk, flu, sakit tenggorokan dan hilang indra penciuman hampir sama cukup dengan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari ditambah 3 hari lagi setelah gejala hilangnya indra penciuman katanya.
“Akan tetapi, apabila kondisi memang semakin memburuk, kita dapat menghubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline 199 ext. 9 dengan dirawat di RSU dan dapat dinyatakan sembuh sesuai keputusan yang akan dikeluarkan oleh pihak medis,” urainya.
Intinya dimanapun ketika kita berada diluar rumah salah satunya di tempat kerja, maka kita harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan, tegasnya.
“Harapan yang menjadi tujuan dari sosialisasi ini adalah supaya kita semua bisa sehat, salah satunya dengan melakukan GERMAS, dan kita tidak terpapar covid-19,” jelasnya.
Menurutnya, melalui GERMAS maka masyarakat bisa berperilaku sehat yang akan berdampak pada terjaganya kesehatan, produktif, lingkungan bersih, biaya untuk berobat berkurang.
“Saya berharap agar di setiap SKPD dapat membentuk satgas sebagai pelopor sosialisasi kesehatan,” terangnya.
“Tetap jaga kolaborasi lintas sektor, dan itulah andalan di Kabupaten Ciamis, tinggal kita jaga dan terus tingkatkan,” tegasnya.
Hal ini sebagai upaya mencapai target tatanan Kabupaten Sehat dan Kabupaten Layak Anak (KLA) di tahun 2022 nanti, imbuhnya.
Direncanakan , Selasa, 16/03/21 akan dilakukan Akselerasi Percepatan Vaksinasi Covid-19 pada 2.043 pelayan publik khususnya para pelayan publik yang dipusatkan di Gedung Islamic Center Ciamis.
Kabid P2P, dr. Bayu Yudiawan memaparkan tentang Eliminasi TB secara masif dan menyeluruh pada kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TB Kabupaten Ciamis di Aula Dinkes, Selasa, 29 Desember 2020.
Ciamis,- Dalam rangka mengeliminasi kasus penyakit Tuberkolosis (TB) di wilayah Kabupaten Ciamis, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis bersinergis dengan lintas sektoral guna menghilangkan kasus TB pada tahun 2030.
Serangkaian persiapan tersebut di bahas dalam acara pertemuan penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TB Kabupaten Ciamis Tahun 2021-2024 menuju eliminasi TB 2030 yang bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Selasa, (29.12.2020).
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H.Yoyo. M.MKes maksud dan tujuan dari kegiatan ini yaitu dalam rangka pembentukan forum koordinasi yang bertujuan mendiseminasikan peran kepada seluruh lintas sektor dan lintas program, organisasi profesi kesehatan, perguruan tinggi, organisasi fasyankes, lembaga pembiayaan kesehatan, mitra teknis, mitra donor, LSM atau organisasi sosial kemasyarakatan dan sektor swasta dalam penanggulangan TB di Kabupaten Ciamis menuju eliminasi TB tahun 2030, jelasnya.
“Ya, perlu kita ketahui bersama bahwa kasus TB ini, Negara Indonesia termasuk ke dalam No urut 3 kasus TB di dunia,” ungkapnya.
Sehingga, penanganan kasus TB ini perlu adanya keseriusan dengan bercermin dari kasus pandemi Covid-19 dengan gempuran melibatkan lintas sektroal, tambahnya.
“Setelah di telaah, kasus TBC di Kabupaten Ciamis sendiri sampai saat ini hampir dari setiap RT sudah ada penderita TB,” kata Kadinkes.
Hal itu disebabkan pada kebiasaan warga kita yang kurang disiplin dalam memperhatikan kesehatan pribadi, keluarga dan juga lingkungan, jelasnya.
“Dengan terlibatnya lintas sektoral ini akan mempercepat deteksi dini pengidap TB sehingga pendataan dan penanganannya akan lebih cepat dan terawasi, tambahnya.
Sementara, H. Bayu Yudiawan, dr., MM, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, mengatakan penyebab penyebaran kasus TB ini yaitu dari kebiasaan buruk, baik dari orang yang mengidap TB itu sendiri maupun orang sehat yang cenderung kurang disiplin, katanya.
“Penyakit TB ini terbilang unik, dimana bakteri TB berkerja dengan cara menggerogoti bagaikan rayap dan justru dampak resiko kematian karena TB lebih beresiko dibandingkan dengan Covid-19,” ujarnya.
Hal tersebut berarti justru lebih berbahaya penyakit TB, kalau Covid-19 itu hanya penularanya saja yang sangat luar biasa cepat, jelasnya.
Lanjutnya, ia memaparkan bahwa penanganan kasus TB adalah merupakan tanggung jawab bersama. Dimana itu merupakan amanat dari Pusat dan bahkan menjadi skala prioritas dari berbagai Negara, ungkapnya.
“Sebetulnya, masalah kesehatan itu pasti akan selalu ada baik penyakit lama maupun baru, akan tetapi dari semua kasus tersebut ada beberapa penanganan yang masuk kedalam skala prioritas salah satunya Tuberkolosis (TB),” jelasnya.
Di penghujung acara, ia berharap semoga dengan terbentuknya kolaborasi dan komitmen dari setiap OPD dan bidang lainnya ke depan kita semua bisa mewujudkan eliminasi TB secara masif dan menyeluruh secara tuntas di Tahun 2030 dan sterilisasi pada tahun 2050, tandasnya.