Ketua TP PKK Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat mengajak seluruh kader PKK dan Dharma Wanita Persatuan untuk pintar dan bijak mencermati berita dan issue konsumsi pangan asal hewan pada pertemuan rutin TP PKK Kabupaten Ciamis, Senin, 13/12/2021.

Ciamis, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat mengajak seluruh anggota TP PKK dan Dharma Wanita Persatuan di Kabupaten Ciamis untuk pintar dan bijak mencermati berita dan issue konsumsi pangan asal hewan.

Hal tersebut disampaikan Hj. Kania Ernawati Herdiat pada acara Gerakan Edukasi dan Konsumsi Susu, Daging dan Telur Ayam Ciamis Yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)” di Aula Gedung PKK Kabupaten Ciamis. Senin, 13/12/21.

“Di era digital, pemahaman masyarakat terkait konsumsi pangan dengan mudah didapat melalui berita dan issue di media social”. Ujarnya.

Contoh issue tentang daging ayam dan hormon, beredar isu di masyarakat tentang karkas ayam (daging ayam tanpa kepala dan ceker yang sudah dibersihkan bulu dan jeroannya) saat ini terlihat gemuk.

Selain itu, ada lagi yang menyebutkan bahwa 4 dari 5 orang Indonesia percaya bahwa hormon adalah penyebab cepatnya pertumbuhan ayam dan meningkatnya daging pada karkas ayam. Imbuhnya.

Untuk itu, Hj. Kania mengajak untuk mengecek fakta tentang daging ayam dan suntik hormon. Adapun faktanya adalah:
1. Penyebab ayam pedaging dengan bobot besar karena adanya peningkatan kualitas pakan dan cara pemeliharaan yang baik
2. Umumnya harga hormon cukup mahal, sehingga tidak efisien digunakan, dengan rataan harga di pasar pada umumnya Rp 25.000 – Rp. 35.000 sehingga isunya tidak logis.
3. Umumnya pemeliharaan dalam kapasitas banyak lebih dari 2000 ekor, sangat tidak efektif bila ada perlakuan penyuntikan satu per satu pada ayam sehingga isunya tidak logis.
4. Pemberian hormon pada ayam dilarang oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Agar tidak termakan berita hoaks, Ketua TP PKK Kabupaten Ciamis mengajak untuk pintar dan bijak menanggapi berita dari media sosial mengenai pangan asal hewan.

Menurut Hj. Kania, ciri-ciri hoax atau berita bohong
1. Informasi seringkali membuat emosional, marah, benci ataupun sakit hati dengan judul yang provokatif
2. Berbentuk pesan berantai (biasa diakhiri dengan perintah sebarkan, forward atau share dan selalu minta diviralkan
3. Tidak menyertakan link/tautan kepada sumber tertentu atau bukti informasi asalnya
4. Sumber yang dicantumkan kerap merujuk situs abal – abal yang tidak memiliki info kontak dan redaksi
5. Informasi disampaikan tidak logis, sering ditemukan salah ketik

Untuk itu, Hj. Kania mengajak untuk pintar dan bijak menanggapi berita dari media social, dengan cara :
1. Hati-hati dengan judul yang provokatif.
2. Periksa fakta apakah berasal dari sumber resmi, ahli yang berkompeten atau bukan.
3. Cari fakta pembanding agar lebih berimbang.
4. Saring dulu sebelum sharing agar tidak makin banyak orang terkena hoax.

Menyikapi kondisi dan permasalahan di atas, Hj. Kania mengajak seluruh kadernya untuk dapat berperan aktif menjadi duta pangan.

Menurut beliau, setiap orang dapat memiliki peran untuk lingkungan keluarganya dan lingkungan yang lebih luas lagi serta dapat berkontribusi untuk mengkampanyekan pentingnya makan pangan asal hewan serta pintar dan bijak dalam menyerap berita ataupun issue terkait Pangan Asal Hewan dari media social”. Ujarnya.

“Setiap yang memiliki peran sebagai ibu termasuk kader PKK, anggota DWP dapat menjadi Duta Pangan Sehingga nantinya akan menciptakan generasi bangsa yang sehat, unggul dan cerdas.” Pungkasnya.

Diskominfo Ciamis / Cucu